Senin, 28 Februari 2011

bekerjalah (oleh2 dari pak cris part 1)

Bismillah ...
28 Februari 2011
Setelah sekian lama... mencoba menuliskan oleh2 dari pak cris cuntadi yang saya tangkap ... tolong ditambahin jika kurang , tolong dibenarkan jika ada yang salah ... *lupa lupa ingat
Oleh-oleh ini akan saya bagi ke dalam beberapa catatan (krn banyak bangget)
Ini part 1...
Pembicaraan dimulai dengan memaparkan QS At Taubah ayat 105
"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Kemudian dengan sangat bersemangat beliau meminta kami “bergerak”, kami diminta melompat setinggi-tingginya seolah menangkap rizki kita di atas ... tapi kebanyakan dari kami malu-malu ... hanya ada beberapa yang melpmpat dengan lantangnya ... jd sedikit nyengir ketika beliau bilang “gimana mau sukses, orang males2an gini” (intinya gini, tp saya lupa ucapan pastinya)

Bagaimana kita bisa di angkat (naik jabatan) jika kita bermalas-malasan dalam bekerja, kita harus serius dalam segala hal ...
Diceritakan pula kisah nabi yusuf di QS Yusuf 55...
Berkata Yusuf, "Jadikanlah aku bendaharawan negara; sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan." (QS. Yusuf: 55)
Berani menawarkan diri dalam jabatan ...
Terhadap perkataan Nabi Yusuf diatas, Sayyid Qutb mengatakan bahwa Yusuf tidaklah meminta untuk dirinya sendiri, dia melihat bahwa memegang kekuasaan dan meminta untuk dijadikan sebagai bendaharawan negara merupakan sikap bijaksananya didalam memilih waktu yang mengharuskannya untuk itu, memikul suatu kewajiban yang sulit dan berat, mengemban beban berat pada waktu-waktu yang sangat sulit. Dia menjadi orang yang bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan pangan rakyat seluruhnya demikian pula orang-orang yang ada di sekitar negerinya selama tujuh tahun tanpa ada tanaman dan binatang ternak. Kedudukan yang diminta itu bukanlah untuk diri Yusuf sendiri, sesungguhnya memenuhi kebutuhan pangan setiap rakyatnya yang kelaparan selama tujuh tahun secara terus menerus menjadikan tidak seorang pun yang mengatakan bahwa jabatan itu adalah keberuntungan baginya.
Sesungguhnya jabatan itu adalah beban berat yang setiap orang lari darinya dikarenakan hal itu telah dipikul oleh para pemimpin mereka seblumnya sementara kelaparan bisa menjadikannya kafir. Sungguh masyarakat yang lapar telah tercabik-cabik jasadnya didalam berbagai pemandangan kekufuran dan kehilangan akal. (Fii Zhilalil Qur’an juz V hal 2005)
Jangan lupa shalat dhuha ... kunci pembuka rizki , inget ya ini kunci ... setelah terbuka kita wajib berusaha keras juga menjemputnya,
“Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.” [HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah]
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.” [HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]
“Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran.Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.”
Orang yang berhasil harus punya cita cita, tapi orang punya cita cita belum tentu berhasil...
Jadi bercita-citalah ...
Bermimpilah lalu gapai mimpimu ...
mimpi tanpa target hanya akan menjadi impian ...
So ...

Jumat, 25 Februari 2011

Dimana Air Matamu ??? T_T

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan, “Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.
Ka’ab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”
Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan; suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).
Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah, suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu’anha, “Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Maka ‘Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, “Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, ‘Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku.’ Maka aku katakan, ‘Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat anda senang.’ Aisyah menceritakan, ‘Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat.’ Aisyah berkata, ‘Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!’. Aisyah mengatakan, ‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’. Aisyah melanjutkan, ‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”. Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’. Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai selesai” (QS. Ali Imran : 190).” (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).
Mu’adz radhiyallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.
al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.”
Abu Musa al-Asya’ri radhiyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.
Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab, “Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”
Saya [penyusun artikel] berkata: Kalau al-Hasan al-Bashri saja menangis sedemikian keras karena satu dosa yang diperbuatnya, lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki? Laa haula wa laa quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita dibandingkan dengan akhlak para salafush shalih? Beginikah seorang salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (lihat QS. al-Maa’idah : 74).
Aina nahnu min haa’ulaa’i? Aina nahnu min akhlagis salaf? Ya akhi, jadilah salafi sejati!
Disarikan dari al-Buka’ min Khas-yatillah, asbabuhu wa mawani’uhu wa thuruq tahshilihi, hal. 4-13 karya Abu Thariq Ihsan bin Muhammad bin ‘Ayish al-’Utaibi, tanpa penerbit, berupa file word.
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

Senin, 21 Februari 2011

manajemen waktu

Bismillah

it's beautiful day, hari yg menyenangkan, dan mudah2n hari yg penuh keberkahan

ternyata ketika jadwal sdh tsusun rapìh waktu akan lbh sungkan untk dsiasiakan...

"demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian, kcl org2 yg beriman n mgerjakan kebajikan serta slg menasehati utk kebenaran n slg menasehati utk kesabaran" al 'asr 1-3

ada beberapa tips yg diberikan oleh saudari saya dlm lingkaran cinta pg ini, dan lgsung bs dpraktekan SEKARANG, bukan nanti

ingat 3M
mulai dr hal yg kecil
mulai dr diri sendiri
mulai SAAT ini

kiat2ny dkelompokan mjd 6 :
1. Tetapkan visi
hidup itu harus punya visi kan ? Mulai skrg tentukan visi mu, sbg makhluk Allah jelaslah tujuan utama qt menggapai keridhoanNYA,

"maka apakah km mgira bhwa Kami mciptakan km main2 n bhw kamu tdk akan dkembalikan kpd Kami? "al mu'minun 115

tugas qt dbumi adalah sbg khalifah,

disamping visi2 di atas tentu qt blh mempunyai visi2 kcl dlm hdup, spt yg disampaikan pak dedi dlm workshop kmrn, misalnya mw jd menteri ? Dirjen ?
bwt calon ibu spt saya, saya tdk berani menuliskan 2 kata diatas, meski tdk dpungkiri ada wanita yg bs, spt "ukhti ani" (sapaan pak budi set ktika dauroh pembekalan bwt bu sri mulyani) ataupun bu ani yg kmrn mewisuda angkatan saya d stan (wamenkeu sekaligus dirjen anggaran) pun ketika kakak kelas saya bcita2 mjd menkeu saya akan mdukungnya 100%

tp itu bkn pilihan saya, mgkn krn saya tdk sekuat mereka,

ustadzah yoyoh yusroh n ustadzah leli, dua sosok yg berbeda dr segi "kesibukan" dan pernah dsandingkan dhadapan kami ktika "princess power"
profesi menjadi seorang anggota DPR RI dengan kesibukan luar biasa tak menghalangi beliau untuk mencetak anak2 yang hafal alquran. Begitupun teh leli dengan menjadi ibu rumah tangga dan mengajar di beberapa tempat tak mengurangi keistimewaan seorang muslimah.
Tulis visi hidup kita sekarang juga ...
Kepala bagian pengelolaan BMN, kuliah S2 di australia, haji, hafal alquran, lulus ujian sertifikasi L5 pejabat pengadaan, jadi muslimah yang shalihah n muslihah,  dan masih banyak visi lain yang bisa anda tulis.
Intinya sih, visi itu harus dibarengi dengan tindakan. Karena kalo tidak itu hanya akan menjadi mimpi selamanya. Mimpi itu akan selamanya menjadi impian jika tak di barengi dengan tindakan, maka bermimpilan lalu gapai mimpi itu dengan berusaha keras,
Konsep inayatullah (pertolongan Allah) pun terjadi setelah manusia berusaha dengan keras sampai di titik ia tidak mampu berusaha lagi, berdoa dan bertawakal. (kajian subuh ketika membahas tafsir surat al fill) tentang burung2 ababil yang dtg ketika penyerangan abrahah ke kabah. Itulah inayatullah.
Ketika visi itu tidak dibarengi dengan tindakan, ia hanya akan menjadi mimpi, seperti jika seseorang mempunyai visi mjd penghafal alquran tp ia tidak rutih mengahfalnya, itu akan jd mimpi kosong yang tak akan pernah tergapai. Mulai sekarang yang rajin ya nduk... jangan sampe tertinggal terlalu jauh... (nasehat untuk saya).
So mari bersemangat, percaya diri, dengan berusaha keras meningkatkan kemampuan, merancang berbagai aktifitas, dan tidak malu melakukan hal hal kecill, lalu gapai mimpi kita.
2. Fokuskan Perhatian
Dalam management waktu, setelah kita menyusun banyak hal2 yang akan kita gapai dalam hidup kita, hindarkanlah melakukan hal hal yang tidak sejalan dengan tujuan itu. Misalnya mau jd penghafal Alquran kok rajinnya nonton tivi , kan gak nyambung.
Buat rencana harian kita yang harus kita patuhi, konsep “muaqobah” harus diterapkan disiini agar diri kita disiplin. Atau jika waktu kita terlalu sempit untuk menuliskan hal hal ini , tips yang pernah saya baca, cobalah sebelum tidur, fikirkan hal2 atau agenda apa aja yang akan kita lakukan besok, dulu saat di kampus ini terbukti ampuh untuk mengatur jadwal , jadi gak ada yang tabrakan dan kita bisa melakukan banyak. Kalo sekarang mungkin krn sebagian waktu udah jelas dikantor n ngerjain tugas negara, jd mungkin lebih ke aktivitas2 apa yang akan kita lakukan setelah pulang kantor,  biar gak langsung tidur kalo nempel ke bantal.
Seperti ilustrasi yang pernah dipaparkan oleh seseorang, coba deh kalo pulang kantor dan kerjaan rumah udah selesai (nyuci, nyetrika) maka membaca sambil tiduran mungkin menjadi hal yang sangat menyenangkan (krn biasanya akhirnya bablas tidur), tapi lihat saja , ketika dikantor numpuk banyak kerjaan, dan setelah itu dilanjutkan rapat di hotel sampai tengah malam akankah kita tidur jam 8 atau jam 9, tentu tidak kan ? mata kita akan bisa bertahan hingga tengah malam (kalo dulu dikampus bisa menerapkan gak berkeliaran di atas jam 10, skrg di kantor sptnya tidak memungkinkan)
Ingat “BIKIN RENCANA KEGIATAN HARIAN”. Lalu evaluasi setiap hari, dan jangan lupa beri sanksi ketika kita tidak mentaatinya.
Manfaatkan waktu secara efektif dan efisien.
3. Tentukan Prioritas
Klasifikasikan prioritas menjadi 4 hal berikut :
-          Penting dan mendesak
-          Penting dan tidak mendesak
-          Tidak penting dan mendesak
-          Tidak penting dan tidak mendesak
Setelah diklasifikasikan maka kerjakanlah mulai dari prioritas paling atas.
4. DO IT NOW
Kerjakan sekarang juga dan jangan menunda nunda...
Seperti mencuci, jika ketika semakin menunda, beban mencuci akan menjadi semakin berat. Jadi rajin2lah mencuci, lhoh ???
Ini dia musuh bagi cita-cita :
-          Melemahnya semangat dan keinginan
-          Malas
Cara mengatasi malas alias melawan rasa malas adalah “KERJAKAN SEKARANG”
-          Menunda-nunda pekerjaan
Krn dengan menunda akan memperberat beban kita nantinya
-          Pesimis
-          Tidak adanya anutan
-          Mengikuti orang lain tanpa alasan yang jelas.
5. Istiqomahlah
- ikhlaskan niat hanya karena Allah ,
Ketika kita menanam pad i akan memungkinkan untuk tumbuh eceng gondok, tapi ketika kita menanam eceng gondong, padi itu gak akan tumbuh. Seperti itu pula seharusnya kita meniatkan setiap tindakan kita, niatkan karena Allah maka hal hal lain pun akan mengikuti...
- Lakukan secara bertahap
- Amal Jama’i
- Berdoalah pada Allah
6. Muhasabah
- analisa hari kemarin
- Evaluasi terutama hal hal yang dilakukan tidak sesuai visi
- Buat rencana hari ini
Semoga bermanfaat...
Notes ini dibuat untuk menasehati diri saya pribadi semoga bisa semakin baik dalam memanage waktu dan tidak termasuk orang 2 yang merugi...


senin, 21 Februari 2011