Rabu, 09 November 2011

episode PERNIKAHAN

Mencoba menuliskan apa yang saya dapat di hari pernikahan saya (ngunduh mantu) di Caruban, Madiun tanggal 6 september 2011.

“Baarakallaahu laka, wa baarakallahu ‘alaika, wa jama’a bainakuma fii khaiir.
“Artinya Semoga Allah karuniakan barakah kepadamu dan semoga Ia limpahkan barakah atasmu, dan semoga Ia himpun kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Abu Daud, Tirmdzi dan Ibn Majjah).

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah(nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih,’”(QS Ibrahim [14]: 7)

Menikah adalah salah satunya tentang syukur. Syukur menurut imam ghazali, adalah menggunakan kenikmatan untuk ketaatan kepada Allah, misalnya, ketika kita di beri sajadah oleh seseorang, lalu kita gunakan sajadah tersebut untuk shalat, maka ketika si pemberi itu melihatnya pasti akan senang dan berfikir “kalo saya beri sajadah saja untuk shalat, besok besok saya kasih sarung ah” itulah  yang dinamakan bersyukur, seperti juga ketika  kita  bersyukur mendapat pekerjaan misalnya dengan menggunakan uang dari hasil pekerjaan itu untuk beribadah, maka sesuai janji Allah, Ia pasti akan menambahkan nikmatNYa, seperti  menghadirkan pasangan hidup misalnya (bagi orang-orang yang masih single).
Tetapi apabila ketika kita diberi sajadah lalu sajadah tersebut kita letakan di depan pintu dan kita gunakan untuk “keset”, maka ketika si pemberi itu melihatnya maka akan berfikir, “saya beri sajadah buat shalat malah digunakan buat keset, lain kali saya tidak akan memberi lagi” itulah yang dinamakan dengan mengingkari nikmat Allah, tidak menggunakan nikmatNya untuk kebaikan tetapi malah menggunakannya hanya untuk bersenang-senang malah mungkin menjurus ke hal yang haram seperti miras dan sebagainya.
Nah seperti  itu juga ketika seseorang mengadakan walimatul ‘urs ketika menikah ,ini adalah merupakan satu bentuk syukur kepada Allah atas nikmat diberikannya pasangan hidup.
Hukum walimatul  ‘urs adalah sunnah menurut jumhur ulama.  Sebagian  ulama  mewajibkan  walimah  karena adanya  perintah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dan  wajibnya  memenuhi  undangan  walimah. 
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Abdurrahman  bin  ‘Auf  radiyallahu  ‘anhu  ketika  dia mengkhabarkan bahwa dia telah menikah 

“Adakanlah  walimah  walaupun  hanya  dengan menyembelih  seekor  kambing”  (HR.  Bukhari  dan Muslim).
Tetapi terkadang ada orang yang berniat beryukur ketika mendapat pekerjaan, tapi ketika telah mendapat pekerjaan malah berfoya-foya, mabuk-mabukan, itu bukan  bentuk syukur tapi kufur nikmat.
Selanjutnya, mengenai kerumahtanggaan,  kata sang ustadz “mengatur yang paling sulit adalah mengatur istri, baru mengatur satu saja sudah sulit, apalagi dua atau tiga, mungkin ketika kapolsek mengatur anak buahnya mudah, ibu guru mengatur siswa satu kelas juga mudah, tapi mengatur istri satu saja, mungkin akan kesulitan.”
Oleh karena itu hal yang paling penting sebelum kita menikah adalah meluruskan niat kita, jangan hanya sekedar mengikuti eforia teman-teman seangkatan atau sekedar mengikuti hawa nafsu semata, tapi niatkanlah karena Allah, Niat adalah bibitnya amal. Sesuai dengan hadits rasulullah berikut:
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.

[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907] 
Secara garis besar niat menikah ada 5, yaitu :
1.       Niatkanlah menikah untuk ibadah.
 InsyaAllah ketika niat menikah itu ibadah, segala hal di dalamnya pun akan berpahala, seperti salah satu wasiat faatimah azzahra: “Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu”
2.       Niatkanlah menikah untuk mengikuti sunnah rasul
Rasulullah Saw. bersabda barang siapa yang berpegang teguh dengan sunnahku dikala rusaknya ummatku maka baginya pahala 100 orang mati syahid.
3.       Niatklanlah menikah keinginan untuk kehidupan tentram bahagia dunia akhirat
Jangan sampai sekali sekali niat menikah untuk memperoleh kepuasan. Karena kepuasan di dunia tidak ada kepuasan yang sejati.
Di eropa, ketika sebagian besar dari mereka mengandalkan otaknya, pada tahun 1990an mereka mengadakan uji coba, mencari 10 orang pasangan yang saling mencintai, dan 10 orang pasangan yang didasarkan dengan pernikahan. Dan mereka dimasukan ke dalam sebuah asrama. Ternyata yang lebih merasa tentram adalah yang didasarkan pernikahan. Karena ketika yang tidak menikah, ketika melihat pasangan lain yang lebih cantik atau lebih tampan, ia akan cepat beralih dan terus mencari yang lebih memuaskan dirinya.
4.       Untuk memperoleh keturunan yang shalih dan shalihah, baik keturunan lelaki  atau perempuan yang penting shalih dan shalihah. Tapi terkadang kebanyakan manusia belum puas ketika baru mendapatkan anak perempuan saja, mereka baru puas ketika telah mendapatkan keduanya. Padahal pada hakikatnya mereka akan sama jika mereka shalih dan shalihah.
5.       Untuk memerangi hawa nafsu,
Nafsu yang berbahaya ada 3 yaitu nafsu mulut, nafsu perut dan nafsu di bawah perut.
Selanjutnya untuk membangun rumah tangga yang bahagia ada beberapa tips yang perlu kita terapkan :
1.       Sabar
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)
Tidak diragukan lagi, kesabaran adalah satu pilar penting  dalam pernikahan setelah lurusnya niat.  Langgeng tidaknya sebuah pernikahan sangat ditentukan oleh  seberapa jauh tingkat kesabaran yang dimiliki suami istri.
Makin banyak bekal kesabaran yang dimiliki, maka akan makin kokoh pula bangunan pernikahan yang dijalani. Tapi makin sedikit kesabaran yang dimiliki, maka makin besar pula kemungkinan hancurnya sebuah pernikahan.
Demikian pentingnya sabar dalam pernikahan, ada orang mengatakan, "Bila sebelum nikah kesabaran kita hanya satu, maka setelah nikah kesabaran kita harus seratus."
2.       Qanaah, merasa cukup dan “nerimo”
Imam Al-Ghazali menyebutkan, bahwa orang yang miskin itu hakikatnya adalah orang yang tak pernah merasa puas. Sedangkan orang yang kaya hakikatnya adalah orang yang merasa qana’ah.
Al-Ghina ghinan nafs (Orang yang paling banyak kebutuhannya, maka itulah orang miskin. Sedangkan orang yang tidak banyak kebutuhannya, maka itulah orang kaya).
3.       Berbuat baik, kepada Allah dengan beribadah dan berbuat kepada orang tua.
4.       Jangan emosi/cepat marah.
Al Imam Ath Thabari rahimahullah meriwayatkan hadits Anas :
Tiga hal termasuk akhlak keimanan yaitu : orang yang jika marah kemarahannya tidak memasukkan ke dalam perkara batil, jika senang maka kesenangannya tidak mengeluarkan dari kebenaran dan jika dia mampu dia tidak melakukan yang tidak semestinya.
Maka wajib bagi setiap muslim menempatkan nafsu amarahnya terhadap apa yang dibolehkan oleh Allah Subhanahu wa Taala, tidak melampaui batas terhadap apa yang dilarang sehingga nafsu dan syahwatnya menyeret kepada kemaksiatan, kemunafikan apalagi sampai kepada kekafiran.
5.       Sinarilah rumah tanggamu dengan shalat berjamaah dan membaca alquran.
Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori)
Usahakan setiap hari warnai hari-hari bersama alqur’an, seperti tilawah bareng misalnya, sehingga bisa saling cek n ricek untuk perbaikan.

10 wasiat fatimah az zahra

Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya, bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah. Wasiat tsb adl:

1. Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.

2. Ya Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikana dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah

3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu org yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang

4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

5. Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah

6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.

8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih.

9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wannita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.

bidanku.com

Jumat, 04 November 2011

episode PRANIKAH



Episode Pernikahan ....
Sedikit ingin menceritakan tentang beberapa bekal sebelum menikah, yang saya peroleh tanggal 28 Mei 2011, hasil jalan-jalan ke rumah seorang ummi

Episode PRANIKAH,
·         Ketika akan menikah, pangkaslah egoisme kita terlebih dahulu, saat menikah (apalagi dengan orang yang sebelumnya tidak banyak berinteraksi dengan kita) mungkin saja banyak dari sifat2 pasangan kita yang tidak kita sukai, jadi bersiap-siaplah untuk menerimanya dengan ikhlas dan tidak mengedepankan ego kita.
·         Dan yang utama, LURUSKANlah niat dalam menikah, menikah untuk beribadah dalam rangka menggapai keridhaan Allah, bukan hanya sekedar “nafsu” semata. Bukan sekedar “status” yang akan berbeda. Tapi luruskanlah karena Allah. Hmm, saat sudah menikah banyak ladang pahala baru yang tidak bisa kita dapat sebelum kita menikah, jadi dari awal niatkanlah semuanya untuk beribadah.
·         Jangan lupa, keinginan menikah bukan sekedar “eforia” dari orang-orang yang sudah menikah, bukan sekedar “ikut-ikutan” karena setelah menikah banyak kewajiban dan tanggung jawab yang muncul, jadi persiapkan semuanya dengan baik.
·         Mengenai kriteria calon suami (karena saya perempuan, jadi ummi hanya membagi yang ini):
1.       Shalih dan berakhlak mulia
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)
Pastikan bahwa laki-laki tersebut sudah siap menikah, ketika ia siap, maka keluarganyapun siap, kesiapan disini tidak hanya kesiapan fisik atau materi, tapi juga dari segi keilmuannya, dan beliau juga sudah menyiapkan keluarganya (berhasilnya dakwah keluarga)
2.       Bukan dari golongan orang-orang yang fasik dan memutus hubungan kekeluargaan
3.       Laki-laki yang telah mampu mencukupi kebutuhan keluarga, istri tidak bertanggungjawab terhadap nafkah,
4.       Laki-laki yang bertanggungjawab  
kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[. wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya ,Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.(Qs Anisa:34)
5.       Laki-laki yang sehat dan bernasab baik
6.       Laki-laki yang bijaksana dan tidak mudah marah
“Dan bergaullah kalian dengan mereka (para istri) secara patut. Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan pada dirinya kebaikan yang banyak.” (QS : An-Nisa ayat 19)
7.       Laki-laki yang mampu mendidik istri
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang tidak mendurhakai malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkannNya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa perintahnya (At tahrim 6)
8.       Rajin bekerja dan berusaha, tidak menggantungkan diri terhadap orang lain

·         Hal-hal yang menghambat pernikahan
1.       Terlalu idealis
Jika ingin menikah dengan orang yang sempurna maka menikahlah dengan diri sendiri.
Ada nasehat yang baik dari Imam Syafii bila kita berharap pasangan yang sempurna, 'Jika kita membayangkan pasangan yang sempurna tetapi kita menikah dengan pasangan yang tidak sempurna dan kita berharap kesempurnaan, maka pilihannya hanya ada dua. Pertama, hapuskan saja bayangan kesempurnaan itu dan terimalah pasangan kita sebagaimana adanya atau campakkanlah pasangan anda dan terimalah bayangan kesempurnaan itu sebagai pasangan hidup anda.'

'Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir' (QS. Ruum :21).

Rizki Allah atau jodoh dari Allah tidak akan tertukar, tinggal bagaimana proses menggapainya, seperti dalam kisah yang pernah saya tuliskan sebelumnya disini :

Dahulu kala, ada sebuah kisah, seorang yang hendak membayarkan gaji pegawainya, ia ingin membayarnya setelah shalat di masjid hari itu, karena kebetulan sang pegawaipun sedang berada di masjid yang sama. tapi, setelah shalat usai, ia mencari-cari pegawainya dan ia sudah tidak ada, dalam hati ia tetap berniat membayarkan uang itu ke pegawainya, setelah keluar masjid, ia  mendapati tali kekang hewannya hilang. Dan ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke pasar. Di pasar ternyata ia menemukan seseorang tak dikenal menjual tali kekang hewannya yang hilang, ia berniat membelinya. dan ternyata harga tali kekang hewannya sama persis dengan jumlah uang yang hendak ia bayarkan ke pegawainya. usut punya usut ternyata yang mencuri tali kekang hewannya adalah sang pegawainya. Hmmm... seandainya saja sang pegawai bersabar sedikit saja hingga sang majikan selesai shalat,  ia akan memperoleh uang itu dengan cara yang halal dari sang majikan, tapi karena ia tidak bersabar ia mendapatinya dengan cara yang haram dan  ia berdosa karena itu. Dari kisah ini bisa di ambil kesimpulan bahwa, rizki tiap manusia sudah di tentukan oleh Allah, tinggal apakah kita bersabar shingga kita mendapatkan berkah, ataukah kita tidak bersabar sehingga menempuh jalan haram dan berdosa.
*lengkap kisahnya saya lupa, tapi inti cerita seperti di atas kurang lebih


Seperti  jodoh, Allah sudah menetapkan siapa yang akan menjadi jodoh kita. si A ataukah si B, entah mau lewat jalan pacaran dulu ataukah menempuh jalan yang lurus, tinggal apakah kita bersabar dan menempuh cara yang benar sehingga ridho Allah ada pada setiap proses hidup kita, ataukah kita tidak bersabar dengan kita berzina* dengannya sebelum menikah.
*dari zina tingkatan terendah hingga terberat.


Hmmm,  semoga kita menjadi pribadi yang selalu bersabar dan bersyukur atas segala ketetapan Allah.


Menikah mungkin terkadang seperti kematian, ada orang yang bahkan beberapa menit sebelum akad masih merasa belum siap, jadi tugas kita adalah menyiapkan banyak bekal untuk menjemput hari itu.

dan mungkin benar kata seorang ibu "100 kg teori akan kalah dengan 1 kg praktek" dan di "iya" kan oleh saudari saya yang sudah menikah di hari itu.

Ehm, semoga menjadi pribadi bijak untuk sebuah keputusan besar, tetaplah di jalan yang lurus, jalan yang Allah ridhoi.

2.       Tingginya mahar
Mahar dalam Islam adalah tanda cinta. Ia juga merupakan simbol penghormatan dan pengagungan perempuan yang disyariatkan Allah sebagai hadiah laki-laki terhadap perempuan yang dilamar ketika menginginkannya menjadi pendamping hidup sekaligus sebagai pengakuannya terhadap kemanusiaan dan kehormatannya.
“Berilah mereka mahar dengan penuh ketulusan. Tetapi jika mereka rela memberikan sebagian dari mahar, maka ambillah dengan cara yang halal dan baik.” (QS An Nisa’ ayat 4)
Dari Aisyah bahwa Rasulullah pernah bersabda “Sesungguhnya pernikahan yang paling berkah adalah pernikahan yang bermahar sedikit. ” (mukhtashar sunan Abu Daud)
Dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di antara tanda-tanda berkah perempuan adalah mudah dilamar, murah maharnya, dan murah rahimnya.” (HR. Ahmad)
Dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW menikahi Aisyah dengan mahar alat-alat rumah tangga yang bernilai lima puluh dirham (HR Ibnu Majah)
Rasulullah SAW pernah menikahkan anak-anak perempuannya dengan mahar yang murah. Sebagian sahabat menikah dengan emas yang beratnya tidak seberapa dan sebagian lain menikah dengan mahar cincin dari besi. Rasulullah mengawinkan Fatimah dengan Ali dengan baju perang. Beliau juga pernah menikahkan seorang laki-laki dengan mahar mengajarkan 20 ayat Al Quran kepada calon istrinya.

3.       Beban pernikahan yang terlalu berlebihan
4.       Calon mertua
Jangan lupa ketika sudah menikah nanti, Surga suami kita ada di orang tuanya, sedangkan Surga istri ada di suaminya.
Kalo kata simbah yang saya temui ketika touring ke pati untuk menghadiri pernikahan seorang saudari dulu, bagi seorang istri ada istilah “suwargo nunut” ...
Tentu masih banyak hal lain yang perlu dipersiapkan, ini hanya sebagian saja, Semoga bermanfaat...