mencoba menuliskan tausiyah dari seorang ibu, semoga bermanfaat.
*jika ada yang salah mohon dikoreksi,
Dahulu kala, ada sebuah kisah, seorang yang hendak membayarkan gaji pegawainya, ia ingin membayarnya setelah shalat di masjid hari itu, karena kebetulan sang pegawaipun sedang berada di masjid yang sama. tapi, setelah shalat usai, ia mencari-cari pegawainya dan ia sudah tidak ada, dalam hati ia tetap berniat membayarkan uang itu ke pegawainya, setelah keluar masjid, ia mendapati tali kekang hewannya hilang. Dan ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke pasar. Di pasar ternyata ia menemukan seseorang tak dikenal menjual tali kekang hewannya yang hilang, ia berniat membelinya. dan ternyata harga tali kekang hewannya sama persis dengan jumlah uang yang hendak ia bayarkan ke pegawainya. usut punya usut ternyata yang mencuri tali kekang hewannya adalah sang pegawainya. Hmmm... seandainya saja sang pegawai bersabar sedikit saja hingga sang majikan selesai shalat, ia akan memperoleh uang itu dengan cara yang halal dari sang majikan, tapi karena ia tidak bersabar ia mendapatinya dengan cara yang haram dan ia berdosa karena itu. Dari kisah ini bisa di ambil kesimpulan bahwa, rizki tiap manusia sudah di tentukan oleh Allah, tinggal apakah kita bersabar shingga kita mendapatkan berkah, ataukah kita tidak bersabar sehingga menempuh jalan haram dan berdosa.
*lengkap kisahnya saya lupa, tapi inti cerita seperti di atas kurang lebih
Begitupun jodoh, Allah sudah menetapkan siapa yang akan menjadi jodoh kita. si A ataukah si B, entah mau lewat jalan pacaran dulu ataukah menempuh jalan yang lurus, tinggal apakah kita bersabar dan menempuh cara yang benar sehingga ridho Allah ada pada setiap proses hidup kita, ataukah kita tidak bersabar dengan kita berzina* dengannya sebelum menikah.
*dari zina tingkatan terendah hingga terberat.
Hmmm, semoga kita menjadi pribadi yang selalu bersabar dan bersyukur atas segala ketetapan Allah.
Menikah mungkin terkadang seperti kematian, ada orang yang bahkan beberapa menit sebelum akad masih merasa belum siap, jadi tugas kita adalah menyiapkan banyak bekal untuk menjemput hari itu.
dan mungkin benar kata seorang ibu "100 kg teori akan kalah dengan 1 kg praktek" dan di "iya" kan oleh saudari saya yang sudah menikah di hari itu.
Ehm, semoga menjadi pribadi bijak untuk sebuah keputusan besar, tetaplah di jalan yang lurus, jalan yang Allah ridhoi.
Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata, “Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah 2/419 berkata : hadits hasan)
0 komentar:
Posting Komentar