Senin, 23 Mei 2011

merdekakan dirimu nak ...



Sebuah kisah yang di tuturkan oleh ustadz Ahmad Husain, sebelum mengakhiri kelas kami sore itu, pertemuan sebelum pertemuan terakhir sebelum ujian akhir,
Di sebuah perkampungan, tinggalah seorang guru, entah apa yang terjadi, hampir semua warga dikampung itu sangat suka mengolok-olok sang guru, hampir setiap hari, tanpa bosan,  warga kampung tersebut mengolok-olok, tapi dengan gagahnya sang guru tak mempedulikan sama sekali olok-olokan orang-orang disekitarnya, mungkin bisa di ibaratkan biarlah anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.
Hingga suatu hari, ketika sang guru berjalan di tengah perkampungan itu, tak ada satu orangpun yang mengolok-oloknya, dengan keheranan sang gurupun bertanya kepada seorang pemuda yang kebetulan lewat dihadapannya yang juga biasa mengolok-oloknya,
“permisi, saudaraku, menurut anda bagaimana jika seseorang hendak menawarkan barang miliknya kepada orang lain tapi tidak ada orang yang mau menerimanya, sekarang barang tersebut menjadi milik siapa?”, kata sang guru.
Dengan nada datar sang pemuda itu menjawab “karena yang di beri hanya diam dan tidak menerima, maka barang tersebut adalah masih menjadi milik si pemberi.”
Dan kemudian sang guru berkata, “Kalau begitu, saya tidak akan pernah menerima tawaran anda”
Mungkin saya perlu menterjemahkan apa maksud kata-kata sang guru mengenai ketidakmauannya menerima tawaran itu,  “sang guru tidak akan pernah menerima olok-olokan warga, sehingga dengan itu  olok-olokan itu tidak akan pernah menjadi miliknya”
Hmm, dari kisah tersebut dapat di ambil beberapa hikmah seperti, bahwa seorang yang kuat adalah orang yang bisa menghadapi situasi apapun juga tapi ia tetap berdiri tegak, seperti sang guru yang tetap tegak menjalankan tugasnya meski tanpa alasan yang jelas warga kampung mengolok-oloknya. Apapun yang sedang menimpa diri kita, seberat apapun itu, cobalah tegar dan berfikir positif, tetaplah tersenyum dan bersabar.
Hikmah berikutnya adalah bahwa setiap kebaikan akan selalu berbuah kebaikan, dan setiap kejahatan akan memperoleh balasannya, mungkin kita pernah mendengar peribahasa ini “Siapa yang menanam, Dia yang akan menuai.” Maksudnya, jika seseorang menanam kebaikan, maka ia akan menuai kebaikan pula. Dan jika seseorang menanam kejelekan, maka ia akan menuai hasil yang jelek pula. Oleh karena itu, bersemangatlah dalam menanam kebaikan dan janganlah pernah mau menanam kejelekan. Para ulama seringkali mengutarakan, “Balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya. Sedangkan balasan dari kejelekan adalah kejelekan setelahnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14/372 [Tafsir Surat Al Lail ayat 7]).
Hikmah selanjutnya adalah JADILAH DIRI SENDIRI, orang yang bahagia adalah orang yang memiliki dirinya sendiri. Memiliki diri sendir mungkini sama artinya dengan memerdekakan diri. Betapa sulitnya seorang yang “tidak merdeka”, kebahagiaanya bergantung pada pujian orang lain, dan kesedihannya bergantung pada celaan orang lain. Ia akan bahagia jika seseorang memujinya, dan ia akan sangat bersedih jika tidak ada orang yang memujinya bahkan banyak orang mengolok-olok dirinya.
Saya jadi teringat obrolan kecil ketika hendak sahalat ashar di satu sore ketika saya hendak pulang kampung dan belum dapet tiket kereta, (*berencana membeli tiket ba’da shalat ashar=saran dari pihak stasiun karena kehabisan jadi tinggal on the spot),  ketika teman saya saat itu melihat saya terburu-buru ketika hendak shalat, dan saya nyletuk “yuk segera shalatnya, saya mau beli tiket, takut kehabisan”. Astaghfirullah, semoga Allah mengampuni saya atas kelalaian saya saat itu. Ia menegur saya “Pen, merdekakan dirimu dari karcis, jika memang Allah menakdirkanmu pulang sore ini, insyaAllah akan ada jalan untuk mendapatkan tiket, shalatnya khusyu ya, gak usah terburu-buru.”
Alhamdulillah meski ketika saya ke stasiun ba’da ashar dan tetap tidak mendapat tiket di loket, ternyata seorang saudari saya berhasil membelikannya untuk diri saya.
Seolah simple, tp mungkin itu yang sering terjadi pada diri kita, “tidak merdeka”. Seringkali kebahagiaan kita bergantung pada apa yang dikatakan orang lain.
Pernahkah mencoba sehari saja, tidak perlu memperdulikan apa kata orang mengenai penampilan kita, sehari saja tidak perlu me”matching” kan baju kita, tidak perlu ber make-up tebal, cukup berpakaian rapih, memerdekakan diri kita dari baju.
Simple saja, “Apa yang Allah suka lakukan, Apa yang Allah tidak suka tinggalkan”
just be the way  u are,
just be your self,
menjadi diri sendiri dalam sisi manapun, tak perlu memakai  topeng, karena itu artinya mengikat diri
menjadi diri sendiri dg senantiasa terus memperbaiki diri

meski pada dasarny orang kebanyakan memiliki dua sisi

merdekakan dirimu dari dunia

tidak perlu berpura pura,
bersikaplah tenang dan tetap berfikir positif...

*agak gak nyambung

               

0 komentar:

Posting Komentar