Bismillah
Mencoba menuliskan hasil tasqif tanggal 12 Juni 2011, meski belum berkeluarga, tapi ini cukup penting untuk mengatur keuangan kita yang sudah berpenghasilan,
MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA
Harta adalah amanah Allah, yang kita tidak punya kekuasaan seluas-luasnya untuk menghabiskannya, sesedikit apapun harta yang ktia punya akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah... jadi yang penting bukan bagaimana menghabiskan harta kita tapi bagaimana meningkatkan keberkahan atas harta kita.
Rumah tangga muslim adalah rumah tangga yang dibangun berlandaskan syariat islam, ada nilai keimanan, akhlak yang baik, keutamaan yang mulia,
Sebab-sebab perselisihan yang iasanya terjadi dalam rumah tangga antara lain:
*lemahnya hubungan dengan Allah, yang perlu di ingat, kita sama sama mempertanggungjawabkan kepada Allah atas seluruh amalan-amalan kita,
*tekanan kebutuhan dan kekurangan, hmm... kita harus bisa menggeser antara keinginan dan kebutuhan ...
*keinginan melipatgandakan harta tanpa perhitungan yang matang,
*lemahnya kepercayaan suami istri
*Kurangnya ilmu manajerial
Pengelolaan Anggaran Rumah Tangga:
*menjadi manajer hebat, segala sesuatu tanpa ilmu adalah buta, kita harus banyak belajar dari pengalaman orang.
*mengektifkan harta, semua yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawabannya, harta kita adalah pinjaman, jadi fikirkan bagaimana meningkatkan keberkahan atas harta itu
*tidak konsumtif, harus punya program, dan membiasakan anak tidak konsumtif, misalnya ketika kita pergi belanja dengan anak kita, sebelum belanja tulis apa yang akan kita beli, (kalo Cuma di awang-awang, nanti niatnya Cuma beli sabun sama sikat gigi malah jadi pengen beli nutrijel, perabotan dan yang lain) jadi harus bisa membedakan mana yang benar2 kebutuhan dan mana yang hanya sekedar keinginan, harus bisa NGEREM, dan kalo kita ngajak anak2 belanja, pesankan kepada anak misalnya “kakak, nanti di supermarket jatah belanja kakak 2000 ya, terserah kakak mau beli apa aja, tapi harganya maksimal 2000” dengan seperti itu mudah2an anak tidak berkeinginan membeli banyak hal yang tidak penting, dan kalo ini sudah dibiasakan nantinya akan melekat pada diri anak, (yang dicontohkan di keluarga sang pembicara, jika pekan ini sang anak membeli sesuatu senilai 1800, pekan depan akan ditagih yang 200, “bunda karena pekan kemarin kakak belinya Cuma 1800 berarti masih ada 200, jadi pekan ini 2200 ya”, atau jika anak berkeinginan membeli sesuatu seharga lebih dari 2000, ia akan berucap “bunda kakak mau beli ini tapi harga nya 2300, nanti yang 300 kakak bayar di rumah ya bunda”.... hmmm..
*menghindari hutang
*disiplin dalam pengeluaran
*dukungan semua anggota keluarga
Prinsip yang perlu dipegang : pengeluaran rutin hanya di biayai pemasukan tetap
Untuk bisa berani mengambil resiko besar kita harus punya program yang detail, karena seringkali kita hanya bangun saat kepepet,
Aturan dalam pengelolaan perekonomian keluarga:
*suami bertugas mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga
kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[. wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya ,Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.(Qs Anisa:34)
*istri wajib menangani urusan rumah tangga
*mencari usaha yang halal dan baik
*bekerja sesuai dengan batas kemampuan
*melatih anak mengelola uang
Hal-hal yang harus diperhatikan:
*membiasakan menabung (di awal gajian)
*mendahulukan infak
*hati-hati terhadap hutang
*atur pengeluaran
*bedakan kebutuhan dan keinginan
*sediakan dana darurat
*persiapan dana untuk kebutuhan yang akan datang
Misalnya, sebagai contoh, saat gajian, sisihkan 5% misalnya untuk zakat, infak , sedekah (dana ini gak boleh dipinjem untuk yang lain),
Kemudian sediakan dana pelapis , yaitu dana cadangan untuk kondisi darurat misalnya 5 % juga
Setelah itu bikin 4 POS pengeluaran, yaitu logistik, rohani, sekunder, dan tersier
Pos Logistik, adalah kebutuhan pokok sehari-hair kita, misalnya sandang, pangan, papan
Pos Rohani, adalah dana untuk keluarga kita, untuk ummat, untuk haji
Pos Sekunder, misalnya untuk masa depan, seperti sekolah, asuransi, rekreasi.
Pos tersier, misalnya untuk investasi
Mengenai bagian dari pos pos itu disusun berdsarkan musyawarah, dan dalam penyusunan harus realistis dengan kemampuan, dengan prinsip anggaran seimbang dalam posnya, fleksibel dalam pelaksanaannya
*saya tidak mengikuti hingga akhir acara karena harus “ngejar” kereta ke bogor hari itu ...
Silahkan menambahkan, semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar